Assalamu'alaikum Sahabat bintu Anshari.
Sepertinya sudah lama tidak menginjakkan kaki di rumah ini. Maafkan yaa.
Jangan khawatir karena setelah ini akan banyak cerita karena baru pulang liburan, yeeayyy 🥳 Lagipula aku ditantang komunitas kesayanganku untuk paling tidak menghasilkan 10 artikel setelah liburan ini. Baiklaaah challenge accepted
Semoga bisa 😆😆😆
Untuk yang pertama bakalan aku sharing adalah mengenai pengalaman terbang bersama Garuda semasa pandemi.
Terminal 3 bandara Soekarno-hatta
Bulan Agustus Tahun 2016, terminal terbaru bandara Soekarno-hatta mulai beroperasi. Penerbangan Internasional serta Garuda grup yang sebelumnya berada di terminal 2 resmi dipindahkan ke terminal yang pernah disebut terminal ultimate ini.
Berbeda dengan dua terminal lama yang menggabungkan arsitektur lokal, terminal 3 ini menggunakan arsitek modern dengan tetap ramah lingkungan.
Bukan hanya mewah dari segi atap dan jendela kaca yang menampakkan pesawat yang parkir, luasnya juga membuat kita lelah menjalaninya.
Ya, bahkan kabarnya terminal 3 Soeta ini lebih luas daripada terminal 3 Changi kebanggan negeri singa. Apalagi dibandingkan dengan bandara di kota lainnya, sudah pasti kalah.
Beruntung terdapat boogie car sehingga kita tidak merasa lelah. Tapi menaiki boogie car juga tidak sembarangan, kita harus menunggu di gate yang ada pemberhentian nya. Tidak bisa asal stop. Dan tentu lebih utama untuk ibu hamil, lansia dan juga penumpang dengan gate paling ujung.
Di setiap gate terdapat toilet dan ruang ibu dan bayi. Satu musholla besar juga terdapat di dalamnya. Haus dan lapar? Jangan khawatir karena beberapa gerai makanan dan minuman ada di dalam seperti Starbucks, Subway dan beberapa gerai lain. Terakhir terbang tahun 2020 masih ada Solaria dan kemarin sudah tidak terlihat lagi.
Beberapa petugas di dalam terminal banyak yang sudah menggunakan transportasi listrik seperti segway dan sekuter listrik.
Di beberapa kursi di masing-masing gate terdapat colokan yang bisa digunakan sembari menunggu pesawat.
Kali ini aku terbang dari Medan menuju Bali dan transit beberapa jam di Soetta menggunakan pesawat berlambang burung biru.
Terbang bersama Garuda di Masa Pandemi
Bagi teman-teman yang sering terbang menggunakan garuda tentu saja sudah hafal bagaimana pelayanan yang akan kita dapatkan selama penerbangan.
Setengah jam sebelum takeoff kita sudah mengantri untuk memasuki pesawat melalui garbarata. Seperti pengalaman ku jika membawa orangtua dengan kebutuhan khusus (kursi roda) maka akan dipersilahkan untuk masuk lebih dahulu.
Memasuki pesawat kita disambut dengan keramahan para pramugari di pintu pesawat, dan memasuki lorong pramugari lainnya akan menanyakan nomor kursi kita.
Zaman sebelum pandemi, begitu kita duduk, pramugari akan datang menawarkan permen, maka kali ini sudah tidak ada. Begitupun koran yang sudah tidak tersedia lagi. Selimut masih ada tapi hanya bagi orang-orang tertentu, misal lansia, disabilitas ataupun kita minta ke pramugarinya.
Setelah penerbangan berjalan sekitar 15-30 menit, maka mbak mbak cantik pramugari akan mulai datang dan menanyai pilihan makanan kita.
"Selamat siang Ibu, bapak, makanannya mau ikan atau ayam?"
Lalu kita akan diberi sesuai permintaan kita.
"Pilihan minum nya ada kopi, susu, jus, air mineral, mau minum apa?"
Pramugari akan menuangkan minuman ke gelas lalu memberikan kepada kita dan bebas refil minuman lain setelahnya
"Pilihan jus kita ada apel, jeruk dan jambu, ibu mau jus apa?"
Ya, percakapan di atas terjadi sebelum pandemi menghampiri. Maka ketika pandemi datang, pelayanan seperti itu sudah tidak ada demi meminimalisir interaksi dengan penumpang.
Masa sekarang, ketika pramugari menghampiri langsung menyerahkan box makanan dan mengatakan jenis lauknya
"Selamat siang ibu, nasi dengan ayamnya, silakan dinikmati"
Lalu langsung memberikan sebotol air mineral dan minuman teh kemasan, (saat terbang di akhir Agustus 2022 dapat minuman teh pucuk)
Kira-kira seperti ini penampakan nya. Kemarin 4 kali terbang ke dua kota berbeda, pernah dapat snacknya bolu lapis Surabaya.
Walau begini Alhamdulillah Garuda masih memberikan fasilitas sesuai tiketnya yang lebih mahal daripada yang lain.
Dikutip dari kanal berita, direktur utama Garuda mengatakan Garuda Indonesia tidak ingin menghilangkan esensi kebahagiaan penumpang saat menggunakan pesawat. "Jangan anda merasa seperti di ruang bedah atau puasa di atas pesawat padahal saat sudah berada di bawah (mendarat) tidak puasa."
Menurutku pribadi memang makan di atas pesawat itu adalah sebuah kebahagiaan sih, entah karena laper atau emang makanannya enak, cepat sekali aku dan suami menghabiskan makanannya, haha.
Berbeda dengan maskapai lain, yaitu Bati* Air yang dahulu juga menyediakan makanan berat seperti nasi. Sejak pandemi berubah menjadi roti dan air mineral saja. Jujur, tidak puas sama sekali 😂
Mengenai hiburan, tv on the board juga masih ada dengan beberapa pilihan film baik lokal maupun film luar, musik dan juga video anak. Tersedia airphone yang masih di segel plastik.
Overall terbang bersama Garuda Indonesia di masa pandemi tetap merasa puas dan selalu ingin mengulangi 🥰
Bagaimana pengalaman terbang teman-teman selama pandemi? Sharing di komentar yaa
Untuk next artikel bakalan sharing tips anak anteng di pesawat. Stay tune yaa
4 Komentar
Mengenai harga tiket gimana na? Lebih mahal ya saat pandemi gini? Trus anak-anak kayak keenan udah bayar berapaan tu?
BalasHapusBayi dibawah 2 tahun blm bayar kak, diatas baru. Nah kemarin una lagi dapat promo jadi mura emang dari garuda nya promo dan emang lebih murah sekalipun ada lion, tapi promo nih tiba-tiba gada pemberitahuan 😆
HapusMahalnya tiket Garuda itu dari Medan ke Bali kena berapa kak?
BalasHapusAsik banget ya pelayanannya... Aku pengen deh naik Garuda ini. Belum tercapai sih. Semoga bisa ya suatu hari nanti
Kalau normal gatau berapa ya bang, ga pernah wkwk. Nah kemarin waktu promo medan bali 1.6 beda tipis dengan pesawat orens, jadi mending ambil garuda 😆
Hapus